AHLI proteksi tanaman IPB, Purnama Hidayat, mengemukakan bahwa racun dari serangga tomcat ini berasal dari hasil simbiosis dengan bakteri endosimibion dari genus Pseudomonas yang ada di dalam haemolymph hewan ini.
Hemolymph adalah cairan transparan, yang mengangkut nutrisi, hormon, oksigen, dan sel-sel. ”Serangga yang bersifat infektif membawa bakteri ini adalah tomcat berjenis kelamin betina,” tuturnya.
Purnama mengatakan, sebelumnya, ”wabah” kecil tomcat dikabarkan terjadi di sejumlah perumahan di Gresik pada 2004. Upik menuturkan, jika serangga ini menempel di kulit,jangan ditepuk atau dipencet. Cukup disentil atau tiup perlahan sehingga tomcat terbang sendiri.
”Atau ambil kertas, arahkan ke dia. Dengan demikian, dia akan berjalan menyusuri kertas. Lalu buang ke tempat yang aman,” tuturnya.
Apabila cairan paederin telanjur mengenai kulit, segera basuh dengan air dan sabun antiseptik, lalu oleskan salep penghilang gatal. Misalnya salep hydrocortisone 1 persen, betametasone, atau acyclovir5 persen. Jangan dikasih odol, minyak kayu putih, balsem, atau minyak tawon, agar tak terjadi iritasi yang lebih parah. Kulit akan mengering paling lama dua minggu usai terpapar toksin.
Purnama menambahkan, pengobatan juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi antibiotik oral, semisal neomycin sulfat.
”Jurnal dermatologi menyebutkan, pengobatan dengan meminum antibiotik sembuhnya lebih cepat,” terangnya.
Untuk mencegah ”serangan” tomcat, disarankan untuk menutup jendela dan pintu atau ventilasi rumah dengan kasa nyamuk.
okezone.com