Di bidang layanan internet atau perdagangan online, perusahaan asal
Amerika Serikat biasanya berjaya. Namun tidak selalu demikian, mereka
bisa tersungkur juga, terutama di Asia.
Ya, tidak sedikit
perusahaan asal Asia yang berjaya di Tanah Air sendiri, mengalahkan
nama-nama besar yang sudah mengglobal. Biasanya, para perusahaan
tersebut berbasis di Asia Timur.
Perusahaan Asia apa saja yang menjungkalkan hegemoni perusahaan asing? Berikut di antaranya, seperti dikutip detikINET dari Business Insider,
1. Baidu
Mesin
pencari online boleh dikatakan sangat identik dengan nama Google. Namun
tidak demikian di China. Google selalu kepayahan menuai popularitas di
sana karena dikalahkan oleh Baidu.
Ya, sepak terjang Baidu di
China memang sangat fenomenal. Mesin cari online besutan warga lokal ini
berhasil menuai pangsa pasar domestik sekitar 60%.
Baidu
didirikan pada tahun 2000 oleh Robin Li dan Eric Xu dan berkantor pusat
di Beijing. Keduanya adalah lulusan perguruan tinggi mancanegara dan
sempat juga bekerja di luar negeri sebelum kembali ke China.
2. Tencent
Banyak
orang mungkin tidak banyak mengenal Tencent. Namun mereka adalah
perusahaan internet terbesar ketiga di dunia dengan nilai kapitalisasi
pasar USD 38 miliar, hanya kalah dari Google dan Amazon.
Tencent
membuat berbagai macam layanan online, seperti QQ yang adalah jejaring
sosial terbesar di China. Pada Desember 2010, pengguna QQ tercatat di
kisaran 647 juta.
Tencent juga berbisnis di bidang lain, seperti
membuat game sosial dan menjual barang virtual. Dua nama besar di
bidang tersebut, Facebook dan Zynga, tidak berdaya di China.
3. Naver
Tidak
hanya di China, di Korea Selatan Google juga kewalahan. Pemain lokal
bernama Naver berkuasa sebagai mesin cari online paling tenar di Negeri
Ginseng ini.
Pangsa pasar Naver pada tahun 2011 berada di kisaran
70% di Korea Selatan. Secara global, Naver menempati ranking lima mesin
cari terpopuler setelah Google, Yahoo, Baidu dan Bing.
Naver
diluncurkan pada tahun 1999 oleh beberapa mantan karyawan Samsung. Tahun
2009, mereka merilis layanan di Jepang, ekspansi pertamanya ke luar
negeri.
4. Mixi
Jepang
memang dikenal sebagai negara industri teknologi tinggi. Di negara ini,
Facebook kurang terdengar namanya karena tenggelam oleh sepak terjang
jejaring sosial lokal bernama Mixi.
Mixi tercatat pernah
menguasai sampai 80% pangsa pasar jejaring sosial di Negeri Sakura
tersebut. Sekarang pun, Mixi masih nomor satu meski Facebook mulai
mengadakan perlawanan.
Mixi memang punya keunikan tersendiri.
Misalnya, profil pengguna banyak diwakili dengan avatar dan nama alias,
bukan identitas sesungguhnya.
5. Rakuten
Soal
belanja online di Jepang, Rakuten jagonya. Penduduk di negara Jepang
memang jauh lebih familiar dengan nama Rakuten dibanding situs seperti
eBay.
Rakuten adalah semacam mall belanja online yang sukses
besar. Pendapatan mereka pada tahun 2011 mencapai USD 4,7 miliar dan
mempunyai 10 ribu karyawan di seluruh dunia.
Rakuten pun mulai mengepakkan sayap bisnis perusahaan ke luar negeri. Mereka mendirikan Rakuten versi lokal di berbagai negara.
6. Taobao
eBay
cukup banyak berinvestasi di China dan berharap mencetak sukses di
sana. Namun mereka harus melawan Taobao, pemain lokal yang berjaya.
Ya,
Taobao adalah toko online terbesar di Negeri Tirai Bambu. Perusahaan
ini berhasil mencetak volume penjualan sampai USD 29 miliar di tahun
2009.
Taobao tercatat punya 370 juta pengguna terdaftar ada akhir
tahun 2010. Banyaknya pengguna membuat Taobao menjadi salah satu
website yang paling banyak dikunjungi di dunia.
7. Tudou
Perusahaan
lokal di China memang aktif membuat tandingan layanan buatan perusahaan
asing. Termasuk Tudou yang berhasil menjadi lawan berat YouTube di
China.
Sama seperti YouTube, Tudou memungkinkan penggunanya membagi video. Layanan ini diluncurkan pada April 2005.
Setiap harinya, 50 ribu video baru dipublikasikan di Tudou. Ranking trafiknya secara global di Alexa menempati posisi 55.
sumber: http://inet.detik.com