Tak banyak orang yang memperhatikan kebersihan dompetnya, apalagi kebersihan isinya, entah itu kartu kredit, kartu ATM atau hanya beberapa lembar kertas tagihan yang terselip di dalamnya.
Padahal menurut sebuah studi dari Inggris, 1 dari 10 kartu kredit atau ATM yang ada pada dompet seseorang bisa saja dipenuhi salah satu jenis bakteri yang biasa ditemukan pada kotoran manusia atau tinja. 1 dari 7 kertas tagihan juga terkontaminasi oleh bakteri yang sama.
"Banyak orang yang mengaku telah mencuci tangannya setelah buang air tapi studi ini menunjukkan kenyataan yang berbeda. Bahkan studi ini menekankan betapa mudahnya patogen itu menyebar, salah satunya lewat uang dan kartu-kartu yang kita pegang setiap hari," ungkap peneliti Dr. Ron Cutler dari Queen Mary, University of London. Untuk studi ini, Dr. Cutler berkolaborasi dengan peneliti dari London School of Hygiene & Tropical Medicine.
Studi tersebut melibatkan 272 orang yang tinggal di 3 kota di Inggris yaitu London, Birmingham dan Liverpool. Partisipan diminta mengisi kuesioner dan menyekakan tangan, uang dan kartu kredit atau ATM yang dimilikinya ke sebuah alat yang disediakan peneliti untuk melihat seberapa banyak bakteri yang 'terkandung' di dalamnya.
Dari situ peneliti juga ingin melihat seberapa parah kontaminasi bakteri terhadap ketiganya sekaligus mendeteksi kehadiran bakteri Staphylococcus dan bakteri yang biasa ditemukan pada kotoran manusia yaitu E. Coli, Streptococcus faecalis dan Enteroccoci.
Hasilnya, 91 persen partisipan dinyatakan telah mencuci tangannya setelah menggunakan toilet atau kamar mandi, sedangkan 39 persen lainnya dipastikan telah mencuci kedua tangannya sebelum makan.
Meski begitu, 28 persen sekaan tangan, uang dan kartu kredit/ATM partisipan menunjukkan adanya kontaminasi bakteri tapi 26 persen dari sekaan tersebut mengandung bakteri tinja, masing-masing 11 persen dari tangan, 8 persen dari kartu kredit/ATM dan 6 persen dari kertas tagihan, bahkan jumlah bakterinya sama dengan yang ditemukan pada dudukan toilet yang kotor.
"Orang-orang di Inggris khawatir terkena infeksi tapi mereka tidak pernah mengaitkan antara tangan yang kotor dengan infeksi hingga akhirnya mereka jatuh sakit dan baru menyadarinya. Lagipula mereka pikir tangannya bersih-bersih saja," pungkas Dr. Cutler seperti dilansir dari huffingtonpost, detikHealth